Selasa, 15 Desember 2009

errrrr lazy me, sowiieee

lama ga update blog! huaaaa maaf ya dimaklumkan lagi sibuk banget. but di dalam kesibukan itu ada tugas membuat jurnal. and itu berbasis dr pengalaman sehari0hari gw. hmm wanna see? wanna see? i know you want too! kan ada 4 nih. satusatu dulu yaaa. ini yg menurut gw paling kena dan dapet isinya hahaha. ;)

Keindahan Bersyukur
Maritzka Tedja 0906627940


Bersyukur adalah sebuah kata sederhana, namun memiliki ribuan makna. Mengucap syukur merupakan tanda terima kasih kita sebagai manusia, atas segala berkat yang telah diberikan Sang Pencipta. Semua agama mengajarkan kita sebagai manusia untuk selalu bersyukur atas semua hal yang kita alami setiap hari, dari air mata maupun tawa canda. Kita telah diberi banyak kelebihan, talenta, dan rejeki olehNya, sehingga sudah sepantasnya kita bersyukur sesering mungkin, setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik.

Namun terkadang kita kurang tahu bagaimana caranya bersyukur. Kita lebih suka mengeluh dan menyalahkan situasi yang tidak berjalan sesuai kemauan diri sendiri. Hanya sekedar menunggu lift yang lama atau antrian panjang di tempat perbelanjaan, segala keluh kesah kita ucapkan. Apalagi ketika mendapat tugas yang sulit, konflik di kepanitiaan, ditambah nilai ujian yang tidak memuaskan, serasa hari itu menjadi hari terburuk di sepanjang hidup kita. Saat keadaan tidak berjalan sesuai dengan keinginan, maka kita akan memberontak dan ingin meluapkan segala kekesalan dan emosi dengan menggerutu. Fakta dibalik kebiasaan itu adalah kita lupa untuk bersyukur. Jadi apa yang harus kita lakukan untuk dapat memulai bersyukur?

Banyak cara mudah dan sederhana untuk melakukannya. Cobalah untuk sekedar tersenyum setiap bangun pagi. Bersyukurlah kita masih dapat melihat matahari pagi dan menghirup napas kehidupan. Sadarilah setiap berkat yang kita miliki pagi itu, mulai dari anggota tubuh yang lengkap, kemampuan untuk bergerak, sampai tempat tidur yang empuk. Lihatlah begitu banyak berkat yang sudah diberikan untuk kita ketika akan memulai hari baru. Sejujurnya, saya sudah mempraktekkannya dan merasa jauh lebih baik. Bangun pagi terasa jauh lebih menyenangkan dan ringan apabila saya bersyukur. Syukurilah segala tugas yang menumpuk, rutinitas pagi yang membosankan mulai dari mandi hingga sarapan, beserta jalan raya Jakarta yang macet. Tandanya kita masih dapat beraktivitas dan menjalani hidup kita secara normal.
Saat tiba di kampus, saya selalu mensyukuri kehadiran teman dan dosen dengan memberikan senyum yang tulus kepada mereka. Saya bersyukur atas segala makanan yang dapat saya nikmati hari itu dengan mengucapkan doa syukur di dalam hati. Saya bersyukur atas kesempatan berkuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia ini dengan mengerjakan setiap tugas di setiap pelajaran dengan optimal, dan jarang sekali bolos di semua mata ajar. Saya bersyukur atas rejeki yang orangtua saya miliki dengan berhemat-hemat menggunakan uang bulanan yang mereka berikan. Semuanya ini saya lakukan sebagai bentuk syukur saya atas setiap hal yang saya miliki hari ini.

Kita harus sadari bahwa banyak sekali orang di Jakarta yang tidak seberuntung kita. Ada yang harus mengais sampah untuk hanya sekedar mengisi perut dan tidur diatas semen berlapis kardus. Hanya dengan rumah berdinding tripleks dan beralaskan tanah mereka dapat hidup. Prioritas mereka adalah untuk mencari sesuap nasi, sehingga tidak terbesit di benak mereka untuk menganyam pendidikan di perguruan tinggi ternama seperti yang kita alami sekarang. Ironis bukan? Namun memang itulah kenyataanya.

Dunia ini bagaikan roda yang selalu berputar. Kita tidak tahu kapan kita akan berada di atas ataupun di bawah. Yang dapat kita lakukan sebagai manusia adalah tetap bersyukur dan pasrah kepadaNya. Cobalah untuk merefleksikan semua kejadian yang kita alami setiap hari. Kita akan menyadari betapa kayanya diri kita ini, dan dunia akan lebih berwarna dengan selalu bersyukur.